Powered by Blogger.

10 Cara Jitu Menghasilkan Foto Makro


Fotografi Macro adalah foto yang diambil dengan jarak sangat dekat untuk mendapatkan detail yang tinggi pada sebuah objek berukuran kecil seperti serangga, tetesan embun, susunan pensil kayu dan lain-lain. Foto makro biasanya memiliki rasio 1:1 dimana gambar yang dihasilkan sama ukurannya dengan benda aslinya.
Fotografi macro saat ini sedang digemari karena mampu menunjukkan sisi lain dari objek yang ada disekitar kita, terutama foto makro yang bertemakan serangga. Foto-foto tersebut selain indah dan unik, juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Beberapa diantaranya malah digunakan aktivis lingkungan hidup untuk kampanye pelestarian lingkungan.
Dalam kesempatan ini, saya akan menuliskan 10 Cara Jitu Menghasilkan Foto Makro , sehingga bisa menjadi panduan bagi pembaca untuk menciptakan sebuah karya yang bagus dan bernilai seni tinggi.

1. Pengaturan Kamera
  • Setting kamera dengan format RAW  (ini berguna saat proses editing nanti, karena kita bisa melakukan koreksi warna pada foto).
  • Setting Aperture sebaiknya antara F7,1 sampai F11 (tergantung situasi).
  • Setting Shutter Speed sebaiknya antara 1/80sec sampai 1/160sec tergantung situasi.
  • Setting ISO tidak dianjurkan menggunakan ISO tinggi akan menimbulkan noise dan grainpada foto, sebaiknya setting ISO antara 100 sampai 400.
  • Setting Picture Style pada Neutral.
  • Setting White Balance (WB) pada Celvin 4200 sampai dengan 4800.


2. Manual focus
Dengan menggunakan manual focus, saya mendapatkan fokus yang lebih akurat dibanding menggunakan auto focus. Beberapa jenis lensa mengandalkan bunyi beep saat focusnya tepat, namun ada juga jenis lensa tertentu seperti lensa Mpe 65 yang tidak ada bunyi beep dan benar-benar mengandalkan mata kita, untuk menemukan  fokus yang tepat, lensa ini digunakan dengan cara memajumundurkan lensa didekat objek. Penggunaan manual focus ini juga mempermudah saya dalam bermain komposisi foto.


3. Pastikan kamera tidak goyang
Sedikit guncangan saja, maka fokus akan meleset. Untuk mengatasi ini,  atur pernapasan setenang mungkin. Apabila masih dirasa tremor (gemetar), gunakan alat bantu berupa tripod atau monopod. Bisa juga dengan menggunakan speed diatas 1/125 sec.


4. Waktu pemotretan
Untuk foto natural, waktu yang tepat untuk pemotretan adalah pada saat matahari bersinar lembut sekitar jam enam sampai jam sembilan pagi dan sore hari sekitar jam empat sampai jam enam sore. Pada waktu-waktu tersebut, serangga masih kurang aktif karena masih berselimutkan butiran embun pagi atau sedang makan. Sementara untuk foto ekstrim, tidak ada batasan waktu, karena kita menggunakan alat bantu berupa flash dan peredam cahaya.


5. Arah cahaya
Saya biasa memanfaatkan cahaya alam yang berlawanan dengan kamera (Backlight) karena akan membuat foto yang dihasilkan menjadi lebih indah dan berdimensi. Untuk mendapatkan Backlight ini,  sebaiknya dilakukan ketika matahari sedang bersinar lembut sekitar jam lima sampai jam enam pagi atau sekitar jam lima sore. Yang perlu diperhatikan, lensa jangan berhadapan langsung dengan matahari karena bisa menjadi siluet.


6. Gunakan bantuan cahaya hanya bila diperlukan saja
Penggunaan bantuan cahaya atau cahaya artifisial seperti Flash, Speedlite dan Reflector dan lain-lain diperlukan pada saat cuaca agak gela. Pada foto seperti itu cahaya yang natural kurang mendukung. Terutama saat jarak potret antara lensa ke objek sudah sangat dekat, karena exsposure-nya akan semakin berkurang dan rentan terhadap noise. Untuk objek berukuran cukup besar seperti Robberfly Bulu Emas, tidak perlu menggunakan flash, cukup mengandalkan cahaya alam atau cahaya yang natural saja.


7. Hindari Penggunaan Parfum
Saat memotret serangga usahakan tidak menggunakan parfum atau semacamnya apalagi yang berbau menyengat. Serangga tidak menyukainya.


8. Dekati objek step by step
Jika bertemu objek foto berupa serangga, jangan mendekat dengan tergesa-gesa. Ini akan membuat objek foto yang kita tuju menjadi tidak tenang dan liar. Mendekatlah selangkah demi selangkah dan usahakan tidak membuat gerakan yang tidak perlu agar objek merasa aman dan tidak menganggap kehadiran kita sebagai ancaman.


9. Berpikir dan Bertindak Cepat
Begitu bertemu dengan objek foto, segera atur metering, kemudian pikirkan komposisi foto yang tepat sebelum mendekati objek. Hal ini berguna untuk meminimalisir proses cropping yang berlebihan pada foto dan meminimalisir kehilangan moment apabila objek yang dituju cepat berpindah tempat.

10. Jangan Merusak Habitat Serangga.
Hal penting yang harus dilakukan dalam seluruh rangkaian pemotretan adalah jangan merusak habitat serangga. Tentunya sangat disayangkan apabila kita telah menghasilkan beberapa foto yang bagus dalam satu kesempatan, namun dalam kesempatan berikutnya kita tidak lagi menemukan tempat-tempat bertengger yang eksotis di habitat serangga-serangga tersebut.


Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment